Saturday, January 24, 2009

Mewah dan Merah, Kegemaran Syaitan


"Sesungguhnya setan itu menyukai baju berwarna merah dan setiap pakaian yang mewah." (HR. Ahmad, al Hakim, Ibnu Adi, Baihaqi dan at-Thabrani)

Pada suatu hari Rasulullah saw menyaksikan seseorang berbaju merah menyala. Beliau tidak suka melihat keadaan yang demikian itu. Ketika Rafi' bin Khadij meninggal, sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad, orang berlomba-berlomba menghias tempat tidurnya dengan kain baldu dengan warna merah menyala yang menakjubkan. Kemudian beliau bersabda,

"Sesungguhnya setan itu menyukai baju berwarna merah dan setiap pakaian yang mewah."
Pada keterangan lain dikatakan, diriwayatkan Imam Ahmad juga dari Rafi' bin Khadij, bahwa para sahabat telah keluar bersama Nabi dalam suatu perjalanan.

Ketika mereka turun, masing-masing menggantungkan tali kekang untanya. "Kemudian kami duduk-duduk bersama Rasulullah dan kami beristirahat di atas unta-unta kami. Tiba-tiba Rasulullah mengangkat kepalanya, pada saat itu beliau melihat sebuah baju dibuat dari kain wol yang bercorak merah.

Kemudian Rasulullah bersabda, `Aku tidak akan melihat baju merah ini.' Karena sabda Rasulullah ini, kami serentak bangun sehingga sebagian dari unta kami lari, kemudian kami mengambilnya dan melepas baju merah tersebut."

Pakaian mencerminkan kepribadian, begitu kata orang. Termasuk dalam menentukan pilihan warna, hal itu menunjukkan watak dan kepribadian orang tersebut. Rasulullah saw dalam hal ini tidak senang dengan warna merah menyala, sebab warna ini melambangkan kebengisan.

Seorang matador, misalnya, memerlukan selembar kain merah terang untuk membangkitkan emosi seeekor binatang, sebelum akhirnya dilukai atau dibunuhnya.

Seorang hakim, dilarang Rasulullah membuat keputusan di saat bola matanya sedang merah, saat dia sedang dalam keadaan marah. Mengapa? Sebab, orang yang sedang marah sering kali hilang pertimbangan.

Terlalu sulit untuk dapat berlaku adil pada saat emosi sedang memuncak. Atau tidak ada keadilan di antara emosi yang menggelegak dalam dada seseorang.
Peribadi ummat Muhammad adalah pribadi-pribadi yang lembut tapi tidak lembek, tegas bukan bengis. Warna merah tidak menunjukkan kelembutan, namun cenderung kepada kebengisan.
Oleh karena kepribadian Muslim melibatkan hakikat dari keseluruhan ajaran Islam, maka berkaitan hal-hal yang sederhana pun Rasulullah memberikan perhatian, termasuk dalam hal warna.

Adapun warna-warna yang disukai Rasulullah di antaranya adalah putih, hitam atau hijau. Memang beliau pernah mengenakan pakaian berwarna merah, tapi bukan yang terang menyala. Bahkan dengan pakaian merah yang dikenakannya itu penampilan Rasulullah nampak sangat serasi, seperti dikisahkan oleh Al-Bara bin Azib ra. "Tiada seorang pun yang pernah kulihat mengenakan pakaian berwarna merah yang lebih indah dan serasi daripada Rasulullah Saw...." (HR. Muttafaq 'alaih).
Perkara yang tidak disukai oleh beliau juga adalah kemewahan, karena kemewahan cenderung kepada kesombongan.
Wallahu'alam.•

2 comments:

mantan said...

Posting yang bagus.
Wah, blog lantana dah berubah wajah!
Blog cikgu Hashimee, masih macam tu juga.

Rosnah said...

ada masa saya proses kit. cikgu hashimme busy kit ngan aktiviti mancain

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...